Mata tajam mas Kai menatapku dingin. Bisa ku lihat kebencian dari matanya. Entah kesalahan apa yang telah ku perbuat. Namun aku hanya bisa diam dan menunduk.
"Aku akan memberikan semua kemauanmu termaksud 30 persen saham perusahaan asalkan kau mau berpisah denganku."
Jantungku serasa mau copot dari tempatnya. Sudut mataku telah berdesakkan air mata yang siap meluncur. Aku tak mau menangis di depan Mas Kai.
"Jahat kau, Mas!" Aku menggeleng dengan kuat dan segera berlari meninggal mas Kai.
Kai mengendarai mobil dengan kecepatan laju agar tiba di kediaman lebih cepat. Secerpih rasa bersalah melentang di hatinya. Entah mengapa padahal dia telah jujur mengatakan tentang keberadaan Mawar kala itu. namun dia tetap merasakan bersalah ketika Ella melihat kebersamaan mereka secara langsung.