Malik kini lebih berhati hati untuk tetap mengawasi Anna dari pria itu.
", minggir donk"
Aku yg tak jelas mendengarkanya langsung menghiraukanya. Pikirku itu hanya perasaanku saja.
Namun suara itu terus saja memanggilku, &dengan terpaksa aku membuka mataku dengan perlahan dan betapa kagetnya diriku di buatnya.
Rupanya bangku yg kosong itu milik kak Malik. Entah mimpi apa lagi aku bisa duduk di sampingnya.
"Eh, eh kk aku minta maaf kak, Aku juga ngk tau kalau tempat ini punya kk, sekali lagi maafkan aku kak" Aku pun langsung termenung dan menunduk ke bawah.
"Iya ngkpp kok santai saja. Sudah-sudah lupakan itu jadi mau sampai kapan tas kamu berada di situ" ujar dia dengan sedikit tertawa.
"Eh, ia lupa. Ya allah maafkan aku lagi kak ehheeh"
Pipiku pun langsung memerah bagaikan habis di cubit-cubit.
"Eh itu pipi kamu kok malah merah gitu?" kak Malik nampak bingung.
Aku yg mendengarnya langsung menutupi wajahku dengan tas yang barusan ku pindahkan dari kursi sebelah.