Aqila merasa hatinya tidak nyaman saat mau berangkat ke sekolah dia terpaksa harus jauh sementara waktu dengan Bunda Aryna yang sedang sakit.
"Ya, Allah aku tidak mau terjadi apapun kepada Bundaku, lindungi lah beliau," gumam hatinya.
Icha tidak terlihat cemas atau sedih, wajahnya biasa saja beda sekali dengan adiknya.
"Kamu kenapa Qil? Diam terus kayak orang tidak punya pikiran," ejek Icha.
"Aqila mikirin Bunda, Kak. Kasian dia di rumah," sahutnya.
"Kamu tidak percaya sama Nenek? Jangan cemas dong, kan ada Nenek yang akan menjaga Bunda", jelas Icha meyakinkan adik meskipun itu tidak berhasil sama sekali.
"Aqila jangan sedih dan cemas ya, Bunda pasti baik-baik saja, kamu banyak berdoa saja, ok!" ujar Ayahnya menenangkan hati Aqila meskipun hatinya sendiri cemas dan tidak tega meninggalkan Aryna.
"Iya Ayah, tapi hati Aqila merasa tidak enak," jawabnya sedih.
"Ayah tahu perasaan kamu, Nak," timpal Ayahnya.