Kiara yang mendengar pengakuan dari mulutku dia hanya tertawa tapi dalam tawa itu mengandung kebencian dan amarah yang besar kepadaku. Apa salahku? padahal dia yang bersalah kan?
"Kamu bilang sayang tulus padaku Aryna? Benarkah? Jika benar maka tinggalkan Mas Hari Abimanyu," kata Kiara.
"Kamu bercanda? Mas Hari Abimanyu tidak ada hubungannya dengan masalah kita," jawabku.
"Ada hubungannya soalnya aku ingin kamu merasakan sakit hati yang aku rasakan," sahut Kiara dengan suara serak.
Air matanya mengalir tanpa komando, aku memeluk erat dia.
"Jika kamu ingin melihatku sakit hati itu artinya kamu Kiara jahat," bisikku.
"Iya aku jahat!" timpal Kaira.
"Kamu senang melihat aku menderita ya?" tanyaku.
"Iya aku senang melihat kamu menderita!" pekik Kiara membuatku sedih.
"Jadi maunya kamu ingin aku putus dengan Mas Hari Abimanyu begitu? Maaf jika itu permintaan darimu maka aku nggak bisa mengabulkan," gumamku.
