Sementara Lexi mengamati wajah dan bagian tubuh Hanna yang masih terbuka.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Lisya yang mulai merasa minder dengan tatapan Lexi.
"Kupikir kau telah menghilangkan bekas luka di tubuhmu dari serangan wanita itu dengan teman-temannya. Tapi kenapa masih ada bekas luka yang terlihat samar di wajah?". Tanya Lexi kesal.
Lisya tertunduk karena bekas luka yang dilihat Lexi adalah pekerjaan keluarga dan akibat jatuh dari tebing.
"Dari awal bertemu aku sudah merasa bahwa gadis ini adalah Lunaku. Karena itulah aku akan melindunginya mulai sekarang dari semua orang yang ingin menyakitinya". Lexi berpikir sambil memejamkan mata.
"SAYA...". Lisya tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat merasakan tangan Lexi menyentuh dahinya.
Setelah itu jemari Lexi membelah rambut anak yang menutupi pipi Hanna.