Chereads / SIAPA KAMU? / Chapter 2 - BAB 2

Chapter 2 - BAB 2

Saat ini tepat hampir seminggu setelah Ami yang mendadak diberi tugas penting oleh Komandan Akimura. Suasana gerbang sekolah tersebut anehnya terlihat suram dan dipenuhi aura gelap meski matahari bersinar dengan cerah dan terasa hangat. Di dekat gerbang ada Ryu yang berdiri dengan tubuh yang sedikit menunduk. Di depan pria itu ada seorang gadis setinggi bahunya yang mengenakan seragam sekolah yang terlihat menggemaskan pada tubuh mungil gadis tersebut.

Ryu terlihat tersenyum geli sebelum mengulurkan tangannya dan mengacak acak rambut gadis di depannya dengan gemas. "Halo," ucap pria itu masih dengan senyum geli yang terpampang di wajah tampannya yang mempesona.

Gadis dengan seragam sekolah menggemaskan tersebut dengan kasar menghempaskan tangan Ryu yang baru saja menyentuh puncak kepalanya. "Kau benar-benar berengsek!" umpat gadis manis dengan wajah yang memerah padam tersebut. Kedua matanya menyorotkan tatapan kesal yang menggebu gebuk ketika menatap pakaian yang digunakan Ryu dari atas ke bawah. Pria itu terlihat tampan dengan celana kain hitam serta jas dengan warna senada ditambah dasi yang melilit bagian kerah kemeja dalamnya yang semakin mempertegas aura dewasa dan tampan pria tersebut.

"Inikah yang kau maksud proses penyamaran Kita? Mengapa kostummu dan kostumku sangat berbeda?" rajuk Ami kemudian menunduk untuk mengamati pakaian yang dia gunakan; seragam lengkap SMA Maeda, kemeja putih bersih yang ditutup rompi merah, sebuah dasi yang melingkari kerah kemeja yang digunakan, serta tak ketinggalan sebuah rok selutut berwarna merah dengan pola kotak kotak.

"Ohayou … Ryu-kun!"

Suara berat dari arah belakang tubuh Ryu membuat pria yang merasa namanya baru saja disebut tersebut berbalik kemudian membungkukkan tubuhnya hormat pada pria tua yang tampak menyeramkan dengan senyuman yang terlalu lebar miliknya yang terlihat sedang berjalan ke tempat dirinya dan Ami masih berdiri saling berhadapan saat ini.

"Oh, Oji-san!" Ryu membungkukkan tubuhnya sedikit untuk menunjukan rasa hormat. Ketika melirik ke arah Ami dan mendapati gadis itu hanya berdiri dengan ekspresi datar, Ryu menjulurkan telapak tangan kanannya untuk melingkari bagian belakang leher Ami kemudian mendorongnya dengan sedikit tenaga agara gadis itu ikut membungkuk hormat dengannya.

Merasa kesal dengan tingkah Ryu, Ami menepis secara kasar tangan pria itu kemudian memasang senyuman manis yang dibuat buat sebelum melangkah ke samping pria tua tersebut. "Jadi kau paman orang jelek ini? Mengapa Aku dari Ryu­-kun harus di letakkan pada tingkat yang berbeda?" tanya Ami sembari memasang ekspresi merajuk.

Kai, Paman Ryu hanya terkekeh kecil kemudian berucap, "Ayo kita bahas di ruanganku saja." dia lalu berjalan menuju kantornya dengan Ami yang melangkah dengan riang sembari memperhatikan sekitarnya, dan Ryu yang mengekor di belakang dengan kedua telapak tangan yang dikepalkan di dalam saku celananya.

"Duduklah." Paman Kai menunjuk bangku beroda yang berada di depan meja kerjanya. 

Ami memicingkan matanya pada Ryu sekali sebelum menyeret bangkunya menjauhi bangku milik Ryu yang hanya menatapnya dengan kernyitan di dahi. Gadis itu kemudian menghempaskan bokongnya secara asal. 

"Saya sengaja menempatkan kalian di tingkat yang berbeda, agar kalian dapat melakukan penyelidikan secara lebih luas. Ryu yang akan melakukan penyelidikan terkait semua tenaga pengajar, dan kau yang menjadi pelajar untuk mencari informasi di kalangan tersebut." Paman Kai menatap tubuh mungil Ami secara keseluruhan kemudian membandingkannya dengan ukuran tubuh Ryu yang besar dan tinggi. "Bagaimana kau bisa menjadi salah satu agen penyelidikan dengan tubuh mungilmu itu?" Paman Kai tersenyum menggoda ke arah Ami yang sedang mencibir ke arahnya.

Ryu yang sejak tadi hanya duduk diam mengamati mendadak terkekeh kecil dengan suara pelan. "Oji-san boleh memanggilnya mungil saat ini karena belum pernah melihatnya menumbangkan seorang yang bahkan lebih besar dariku," jelas Ryu mengacungkan jempolnya pada Ami yang sedang menepuk dadaanya bangga. 

"Jika Oji-san mau," gumam Ami singkat. Gadis itu kemudian tersenyum aneh sebelum melanjutkan ucapannya, "aku bisa menunjukkan sebuah contoh nyata." 

Sedetik setelah ucapan Ami selesai. Gadis mungil itu melompat berdiri dari kursinya. Dia menarik dasi Ryu yang hanya menatapnya dengan mata melotot. Ami sempat mengedipkan sebelah matanya pada Paman Kai, kemudian mencengkeram salah satu lengan Ryu lalu mengangkat tubuh pria itu ke atas kemudian membanting tubuh yang besarnya dua kali lipat dari tubuhnya tersebut ke lantai dengan keras.

Paman Kai hanya bisa meringis ngeri kemudian mengacungkan kedua jempolnya untuk Ami. Pria tua yang memiliki jabatan sebagai pemimpin tertinggi di sekolah tersebut kemudian memberi petunjuk tentang pekerjaan Ryu dan apa yang harus dilakukan Ami selama mereka melakukan penyelidikan di tempat ini. Paman Kai memberi banyak penjelasan, dia baru berhenti berbicara dan membiarkan kedua orang di depannya meninggalkan ruangannya setelah mendengar bel masuk berbunyi dengan nyaring melalui pengeras suara yang ada di dekat pintu ruang kerjanya.

Begitu meninggalkan ruangan Paman Kai, Ryu yang sudah diarahkan untuk ke ruang guru saat ini sedang menyeret Ami agar ikut bersamanya demi mencari wali kelas gadis itu. Keduanya baru berpisah setelah Ryu diajak berkeliling oleh guru bidang kesiswaan sementara wali kelas Ami meminta gadis itu mengekori langkahnya menuju ruang kelas yang akan ditempati gadis itu selama beberapa waktu ke depan.

Ami yang sedang berjalan di koridor kelas yang mulai terlihat sepi melangkah dengan kedua mata terpaku pada punggung wali kelasnya terserbut.

'Ku dengar akan ada murid pindahan di kelas kita.'

'Sou desuka? Apakah seorang gadis cantik?'

'Entahlah, aku pun tak tahu.' 

(Sou desuka : Benarkah?)

Suara celetukan celetukan beberapa murid dengan nada antusias penuh rasa ingin tahu itu membuat Ami tersenyum bangga. Gadis itu berdiri merapikan rompi kemejanya yang tidak kusut sama sekali, setelahnya ia kemudian ikut melangkahkan kakinya memasuki pintu ruangan tempat wali kelasnya baru saja berbelok. Gadis itu kemudian berdiri dengan senyum tipis di depan papan tulis. Dengan ekspresi malu yang dibuat buat, Ami menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya kemudian tersenyum sangat manis pada calon teman sekelasnya saat ini yang menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. 

Wali kelas Ami menepuk meja di depannya sebanyak tiga kali agar setiap kepala yang ada di ruangan yang sama dengannya tersebut segera menghentikan semua kegiatan mereka kemudian memberi perhatian mereka padanya. "Hari ini kalian kedatangan seorang teman baru," jelasnya kemudian memberi kode agar Ami segera memperkenalkan diri.

"Ohayou. Aku Shimizu Assyami, Salam kenal semuanya!" Ami dengan sopan membungkukkan tubuhnya hormat ke semua teman sekelasnya yang sudah duduk di tempat masing masing. Hampir semua orang yang ada di ruangan yang sama dengannya tersebut saat ini memperhatikannya dengan mata melotot dengan takjub ke arahnya.