"Flashback"
ASTAGA! pergulatan semakin panas antara aku dan Jesika bahkan Jesika pun tak tinggal diam membabi buta dengan membalas tamparan.
OPS, bukan tamparan yang aku dapatkan melainkan kakiku yang berhasil menghantam pipinya hingga meninggalkan jejak memerah.
Kulit putih mulus glowingnya kini tampak memerah sepihak. Pasti perih sekali Jesika tampak memegang dan mengelus-elus pipinya.
Aku yang sangat puasnya telah mempermalukannya di depan orang banyak kala itu.
"Terus saja kamu berpura-pura kak sampai kamu ketahuan berkhianat dariku, akan kubuat kamu menyesal seumur hidupmu" ucapku
Jam dinding hampir menunjukkan pukul 22:00 malam tapi kak Zidane masih anteng dengan ponselnya entah apa yang sedang dia lihat hingga membuatnya senyum-senyum sendiri.
Kuambil ponselku di atas nakas, mengecek hasil bajakan aplikasi Whatsappnya tapi kosong. Dia sedang apa sebenarnya? Dada ini bergejolak, penasaran dengan apa yang dilakukannya
"Ranaya, belum tidur kamu?" tanyanya tanpa menoleh.
