Baru beberapa Minggu aku membuka resto di kampung ini tetapi lembaran rupiah sudah terlihat bewarna-warni ia pun sedang nongkrong mengisi ruang laci kasirku. Rupiah yang kebanyakan pecahan bewarna merah dan biru hanya sedikit yang bewarna hijau dan cuma ada beberapa lembar uang bewarna gelapnya.
Alhamdulillah, resto yang aku bangun sekarang memang masih terbilang sangat kecil. Tapi cukuplah untuk menopang hidupku.
Untung saja karakter mandiri ku telah terbentuk sedari kecil sewaktu almarhum Mama masih ada. Jadi setidaknya aku tidak bingung untuk memulainya dari mana. Di tambah lagi dengan cobaan hidup yang selalu melanda membuatku kuat dan tidak menyerah. Dengan usaha dan kerja kerasku aku harap semua tidak sia-sia kali ini. Walau ku tahu ini adalah kesempatan kedua bagiku. Setelah kerja kerasku yang dulu hancur porak-poranda tanpa meninggalkan sisa sedikitpun. Di hancurkan mantan suami ku.