Bab 380
Suasana rumah hari ini seketika menjadi ceria. Ibuk melanjutkan masak sambil berdendang bahagia lagu-lagu Ida Laila dan Bang Haji Rhoma. Mbak Ranu pun benar-benar sembuh dari uring-uringnya. Entah karena besok akan dibawakan bika ambon sama Arka atau karena lamaran dadakan adiknya ini. Dia menjadi sibuk memilihkan bajuku yang cocok untuk acara besok. Sambil memilah-milah isi lemariku dia berdecak kesal.
"Ck, Kenapa bajumu enggak ada yang feminin sih, Rei? Kenapa enggak ada gamis atau abaya gitu? Celana jins doang," gerutunya.
"Rei ada tunik itu, Mbak. Cantik kok bajunya, renda-renda gitu." Aku menyebutkan satu baju andalanku yang selalu kupakai untuk kondangan. Satu-satunya baju yang paling pantas untuk acara resmi semacam pesta menurut Ibuk karena itu baju yang paling 'cewek' dari baju-baju yang lain.
