"Mas Sofyan," Terdengar suara seseorang saat aku keluar dari restaurant menuju mobilku. Kuputar bola mata malas saat mendengar suara yang sangat aku kenal itu.
"Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada keluargaku? Mereka keluargamu juga Mas."
Ucapan Mas Sofyan berhasil membuat langkahku berhenti, apa dia tidak sadar bahwa dulu dia juga memperlakukan keluargaku lebih buruk lagi.
"Kamu lupa atau pura-pura lupa bahwa kamu memperlakukan hal yang sama pada keluargaku," ucapku penuh penekanan.
"Jangan samakan keluargaku dan keluargamu, kita beda Ran. Keluargaku sudah terkenal kaya sedangkan keluargamu tidak," ucapnya yang membuat hatiku semakin memanas. Sudah seperti ini masih saja menunjukkan kesombongannya.
"Kalau begitu bayar sendiri makananmu jangan hasil mencuri ATM orang."
Wajah Mas Sofyan berubah merah padam mendengar ucapanku, aku tahu pasti dia sangat marah karena harga dirinya merasa diinjak-injak.