Warung kecil ini tampak sepi, hanya ada satu atau dua orang yang berlalu lalang untuk berbelanja. Namun walaupun kecil, warung ini cukup lengkap. Bangunannya yang berbentuk kios mini dengan roling door berwarna hijau.
"Maaf Bu, boleh numpang nanya? Di sini ada nggak yang namanya Lilis Karlina?" tanyaku berbohong. Sekedar basa-basi untuk memancing pembicaraan sebelum aku masuk pada sesi pertanyaan yang sebenarnya.
Wanita yang tampak bulat dan berisi itu menatapku seekilas dengan senyuman. Tampaknya ia adalah wanita yang ramah. Tangannya memasukkan gula ke dalam pastik dan menimbangnya.
"Lilis Karlina?" sahut Ibu pemilik warung dengan dahi berkerut. Bola matanya menatap ke atas, tampak sedang berpikir. Entah nama yang sebutkan itu ada atau tidak. Karena aku juga menyebutnya secara asal.
"Sepertinya nggak ada Mbak yang namanya Lilis Karlina. Kalau Tri Karlina ada," jawabnya.
Aku tersenyum tipis. Rupanya ada juga yang namanya mirip. Padahal aku nyebutnya secara acak saja.