"Saya, Pak." Lantas menghampiriku yang masih duduk di bangku kerjanya, sembariku membuat beberapa catatan.
"Dalam beberapa hari ke depan, saya ingin kamu urus semuanya. Keperluan sembako, dan juga segala kebutuhan anak usia empat dan lima tahun." Sambil menyerahkan selembar kertas bertuliskan alamat lengkap juga nama istri dan anak-anakku.
" Baik, Pak."
"Juga uang tunai, kamu selang-seling saja pemberiannya."
"Baik, Pak."
"Apa perlu saya sebutkan satu-persatu kebutuhan sembako dan anak itu apa saja?" tanyaku memastikan.
"Tidak perlu, Pak, saya paham," jawabnya.
"Jangan sampai mereka tahu jika ini semua atas perintah saya," tekanku, sembari bangun dari tempat duduk Julius, dan diikuti olehnya.
Kutepuk bahu Julius sambil berjalan ke luar ruang kerjanya.
"Mereka ini istri dan anak-anak saya. Saya percayakan sama kamu untuk semua pemenuhan kebutuhannya, kamu ingat itu?"
"Baik Pak, siap. Saya akan persiapkan semua kebutuhannya," jawabnya.