Munculnya keluarga Ranaya
"Dasar mantu nggak tahu diri, kamu nggak perlu tanya pun semua udah jelas. Dia anakku, sudah tentu akan memilih aku sebagai Ibunya!" hardik mertua, dengan netra mendelik.
"Mayang, tenangkan dirimu! Aku nggak yakin bisa, untuk memilih di antara kalian." Mas Faris, menarikku ke dalam dekapan hangat.
"Faris, kamu ini ngomong apa sih? Kamu anak Ibu, tinggal pilih aja kok ribet banget?" Ibu, menarik lengan sang anak agar menjauh dariku.
Aku mengusap dada, ternyata pernikahan tanpa restu lebih menyakitkan dari apapun. Harusnya, sedari awal aku dan Mas Faris mulai mempertimbangkan semua!
"Bu, udah cukup! Kasihan istriku, Siti ... bawa pulang Ibu, jualanku nggak bakal tenang jika beliau tetap di sini!" perintah Mas Faris, dengan napas tersengal. Menahan emosi, yang mungkin rasanya ingin meledak.