Pove keluarga Ranaya
Anak-anak itu mendekat ke arah Mas Alif. Entah apa yang mereka bicarakan aku tak begitu mendengar karena suara Mas Alif sangat pelan.
Tak lama mereka dengan pakaian sedikit kumal itu naik ke motor Mas Alif. Dan berlalu begitu saja.
Ah sial! aku jadi tak bisa mengikuti jejak. Karena mereka melaju dengan cepat, merasa sudah kehilangan tujuan, aku akhirnya kembali ke mobil dan meminta Pak Rusdi segera melaju ke kantor cabang. Meski pikiranku masih tertuju pada Mas Alif. Ucapan anak-anak tadi juga masih terngiang-ngiang di telinga. Ada hubungan apa Mas Alif dengan Mama mereka. Kalau misalkan itu anak Mas Alif, kenapa mereka tidak memanggil, Papa, Bapak atau sejenisnya? Dan apa mungkin Mas Alif membiarkan anak-anaknya terlantar seperti itu?Aku memijit kening lalu mengedarkan pandangan keluar jendela, sebenarnya jika Mas Alif jujur saja padaku. Dia tak perlu seperti ini, membuat hati yang yang tadinya percaya menjadi menaruh curiga.