Bagiamana ini? Tadinya kupikir mama akan mengajak berbincang seputar kelainan Mas Brama. Tapi, kenapa malah yang dibicarakan masalah kehamilanku?
"Sayang, kamu tidak keberatan kan? Sementara, mama mewakili papa menyampaikan kabar baik ini. Nanti kalau semuanya sudah selesai diurus, papa akan menyampaikannya langsung kepadamu."
Mama masih menggenggam erat tanganku, sorot matanya mengisyaratkan sebuah pengharapan. Aku harus bagaimana menghadapi keluarga ini?
"Ma, apa tidak sebaiknya kita fokus pada Mas Brama dulu? Aku takut, Mas Brama akan mengamuk lagi seperti kemarin-kemarin."
"Fokus pada Brama? Maksudnya?"
Aduh, kenapa aku jadi keceplosan begini? Mestinya tak kutanyakan masalah ini.
"Brama baik-baik saja. Tidak ada yang pernah dikhawatirkan. Nyanyata, selama kamu menurut padanya, tidak terjadi sesuatu padamu, kan? Apa ada seseorang yang mengatakan padamu kalau Brama mengalami sesuatu?"