"Bagaimana istrimu itu, Sof? Bisa-bisanya dia menghina keluarga kita seperti ini?"
"Aku juga tidak habis fikir sama Mbak Ranaya, Bu. Aku yakin pasti mereka sewa rumah besar itu."
Hatiku memanas saat mendengar ocehan Ibu dan Dira. Tapi hatiku lebih panas lagi saat mengingat perkataan Bapak Mertua yang menyuruh kita tetap di rumah dan tidak ikut ke rumah baru nya itu. Memangnya dia siapa? Orang miskin yang sewa rumah saja belagu.
"Sudahlah Bu, aku yakin sekali besok dia juga akan merengek di kakiku untuk minta balik kesini lagi," ucapku menenangkan mereka berdua.
Aku tidak habis fikir kenapa tadi Ranaya hanya diam saja sewaktu Bapaknya mengajak ke rumah itu, biasanya dia selalu membahagiakanku karena aku sangat yakin bahwa dia tidak bisa hidup tanpaku.