Dering ponselku mengusik gendang telinga. Siapa menelpon tengah malam begini? Aku lihat jam yang menempel cantik di atas tembok, telah menujukan pukul dua belas malam.
Mas Andi– Kakak iparku. Ada apa? Ya Allah ini pasti permintaan mbak ku yang belum aku penuhi.
"Assalamualaikum, Mas."
"Innalilahi wa innaillahi rojiun."
Tangisku pecah seketika. Lututku langsung lemas, rasanya aku tidak sanggup menginjak bumi. Ya Allah mengapa Engkau kembali mengambil satu-satunya keluarga yang aku miliki?
Padahal tadi siang masih berbalas pesan denganku. Saat kutanya kabar dia jawab baik-baik saja.
Kini aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Mengapa Engkau menggariskan hidupku seperti ini ya Allah?
"Iya, Mas. Malam ini aku akan segera ke sana. Assalamualaikum."