Ranaya, kamu benar-benar membuatku stres. Sudah aku tak bisa tidur karena terus teringat perhatiannya membuatkanku wedang jahe, malah tadi dia menabrakku. Tidak sengaja, pasti, tapi membuatku panas dingin. Bagaimanapun walau aku sudah mencoba menahannya agar tidak kelewat batas, tetap saja aku lelaki normal, yang akan terus berpikir yang tidak-tidak saat berada di dekat perempuan yang kucintai.
Aku menjatuhkan tubuh di ranjang, menarik rambut frustrasi saat teringat bagaimana rasanya tubuh Lana saat menabrak tubuhku tadi, dan degup jantungnya yang begitu terasa di dadaku. Napasnya yang hangat ....
Aku menarik napas, tanganku mengepal kuat dan dadaku bergemuruh saat pikiranku semakin ngawur saja. Di sini hanya berdua dengan Lana. Hanya berdua. Astaga, aku benar-benar sudah kerasukan setan sepertinya. Perasaanku semakin menggebu dan jantungku berdetak sangat cepat, seperti ada bisikan untuk bertindak nakal. Aku mengucap istighfar berkali-kali, tapi sama sekali tak mengubah keadaan.