Kukirimkan sebuah pesan singkat pada Amel. Aku tak merindukannya, hanya saja ada sesuatu yang ingin segera aku tuntaskan, makanya aku meminta Amel untuk segera datang ke rumah.
Karena pada nyatanya, aku sedikit merindukan Melda dan Panji. Meskipun Melda memang tak sesegar Amel, tetapi kami sudah hidup bersama dengan cukup lama. Jadi, saat dia tak ada di sisiku, aku merasa begitu kesepian.
Drrt ... drrt ....drrrttt getar ponsel berbunyi
Gegas aku menatap layar gawai, memperhatikan sebuah pesan yang baru masuk.
Akan tetapi, aku langsung menghela napas panjang, kala membaca balasan dari Amel.
[Maaf, Mas. Aku tak bisa ke sana hari ini. Aku sedang mengerjakan tugas.]
[Ayolah, Mel. Ini tak akan lama, kok. Biar Mas jemput, ya!]
Aku masih bersikeras membujuk Amel. Aku harap anak ingusan itu akan luluh olehku. Aku tidak ingin langsung menyerah
[Tidak bisa, Mas. Tugasku harus dikumpulkan esok hari, aku sudah ketinggalan banyak!]