Apa yang harus kukatakan pada Karin?
Aku melirik meja makan. Sarapan sudah tersaji rapi, tapi tak terlihat Karin ada di sini. Aku melangkah cepat sambil sesekali membuang napas pelan demi mengontrol rasa gugup.
Kubuka knop pintu dengan perlahan. Karin tengah berdiri membelakangi sembari menyiapkan pakaian kerja. Rasa sesal dan perasaan bersalah ini semakin mengungkung hati. Rasanya, aku tidak berani mendekat dan menunjukkan wajahku padanya.
Aku masih berdiri di ambang pintu dengan perasaan tak karuan. Hingga akhirnya, suara Karin menyentakku dari lamunan.
"Masuk, Mas. Aku bukan hewan buas, kok," kelakarnya masih dengan posisi sama.
Aku berdehem pelan, lalu melangkah ragu. Duduk di tepi ranjang dengan jantung berdebar-debar. Kutatap wajah tenang Karin sambil menelan ludah, tapi dia malah balas menatapku lembut dengan senyumannya.