Sudah hampir dua jam Mahesa duduk di kursi tunggu depan ruang rawat Istrinya seraya memijat pelipis yang sedari tadi berdenyut nyeri. Sesekali pria itu menoleh. Memastikan bahwa keadaan Nadin dalam keadaan baik didalam sana.
Karin yang sejak tadi masih setia menemani Mahesa pun sama khawatirnya. Bukan tanpa alasan, sejak awal Nadin menikah dengan sahabatnya, wanita itu memang selalu ketus dan sinis saat bertemu dengannya. Entah apa salahnya Karin tidak tahu. Cemburu? Mustahil dan tidak mungkin. Dia dan Mahesa memang berteman baik sejak kecil tapi tidak sekalipun mereka beradu fisik.
"Kamu bisa pulang duluan." Mahesa membuka bicara guna memecah keheningan yang tercipta.
Karin menggeleng. Mana tega dia meninggalkan Mahesa sendiri. "Aku ingin tetap disini. Aku juga tidak punya acara hari ini."