Pove Bunga
Suamiku yang tengah mengendarai motor dengan gadis muda yang memeluk itu langsung menoleh ke samping. Aku yang sedang menggunakan jasa ojol pun tersenyum dan berusaha menyejajari motornya. Raut wajah dia jelas terlihat kaget. Begitu juga dengan raut wajah wanita di boncengannya.
"Hati-hati nabrak, Mas. Lihat ke depan!" Aku memperingatkan seraya menunjuk ke jalan.
Mas Adi sesekali melihat jalan, lalu menatap padaku lagi. Pelukan wanita itu pun langsung terlepas dan mundur memberi jarak. Tawa yang terdengar dari keduanya pun lenyap seketika.
"Aku tunggu di rumah, ya, Mas! Aku duluan!" kataku dengan sedikit berteriak. "Lebih cepat jalannya, Bang," pintaku yang langsung dituruti pengemudi ojol ini.