"Kamu nungguin Farhan? Buat apa?" Dia bertanya sambil berkacak pinggang. Wanita yang terkenal dengan kata-katanya yang ketus ini menarik tanganku hingga aku ke luar melewati pintu.
"Bukan begitu, Bu. Mas Farhan menyuruh saya menyetrika pakaiannya. Saya kira mas Farhan yang mau mengambil pakaian." Akuku berbohong.
"Telat. Dia sudah pergi dari tadi. Kamu buruan ikut saya."
"Pergi?"
Ingin kutanyakan ke mana tujuannya, tapi aku takut Bu Melisa curiga.
"Sudah, tidak perlu kepo dengan urusannya. Kamu buruan ikut saya."
Bu Melisa pergi dengan membawa sesuatu di tangan. Sebuah pupuk. Bisa kutebak tujuannya, tak lain ke taman di samping rumah. Kuikuti langkah kakinya tanpa berani bertanya apapun, karena sudah tau pasti apa yang nanti akan aku lakukan.
"Ini pegang."