"Jadi kamu sudah bertemu dengan perempuan bernama Daniar itu?" tanya Mas Zidan.
Aku heran mengapa tiba-tiba Mas Zidan sudah berada di depan kantor tempatku bekerja.
Letak kantor kami sebenarnya tidak terlalu jauh. Tapi bukan Jakarta namanya kalau tidak membuat jarak yang dekat terasa jauh. Dan selama setahun aku di Jakarta, tak sekalipun Mas Zidan bertanya dimana kantorku ataupun dimana kosanku. Mendapatinya tiba-tiba berdiri di depan lobi kantorku tentu merupakan hal langka yang patut diabadikan.
Aku hanya bisa mengangguk untuk menjawab pertanyaannya.
"Kamu tahu siapa dia?" tanyanya lagi.
"Dia teman SMA nya Mas Zidan," jawabku singkat. Sesuai yang aku tahu saat dia dikenalkan denganku.
"Ikuti aku," kata Mas Zidan sambil memberiku kode untuk mengikuti langkahnya. Aku hanya mengekorinya. Rupanya Mas Gilang sudah memesan taksi online.
"Mau kemana kita, Mas?" tanyaku saat taksi yang kita pesan menuju ke suatu pusat perbelanjaan yang berbeda dengan kemaren.