Chereads / Terjebak cinta tetangga gila / Chapter 20 - Bab 20

Chapter 20 - Bab 20

Setelah sampai di kantor aku disibukkan dengan pekerjaan yang harus aku handle sendiri.

Selama aku tinggal cuti beberapa hari yang lalu berapa karyawan ku tidak menjalan kan tugas nya dengan baik.

Pagi ini aku ada meeting penting dengan perusahaan yang terpaksa harus aku tangani sendiri, aku mengajukan permohonan yang akan menjalan kan kerja sama antara perusahan Wira buana yang saat ini aku pegang dengan perusahaan Zidane. Perusahaan yang aku pegang terancam bangkrut.

Bisa bahaya jika tidak ada investor yang tidak mau menginvestasikan ke perusahaan yang aku pegang sekarang, aku bisa di pecat.

Sangat mudah bagiku untuk meminta Zidane menerima permohonan kerja sama dari perusahaan kami.

" Astaga!, ada beberapa dokumen penting yang belum aku cek laporan nya," gumam ku sambilĀ  membolak-balik kan dokumen yang menjulang tinggi seperti menara eiffel.

Meeting hari ini akan di adakan di kantor ku. Aku mengecek ulang dokumen yang akan ku bawa ke ruang meeting.

Tak sengaja aku melihat Jesika yang sedang asyik menatap Zidane dan duduk berdua di sebuah ruangan meetting, secara Jesika sekretaris Zidane kemanapun Zidane dia harus mengikuti.

Tak di pungkiri ada rasa cemburu yang bergejolak di dada, rasa nya aku ingin mengusir Jesika yang sedang asyik berusaha mencuri perhatian dari Zidane, apa seperti nya Zidane tertarik kepada Jesika?, ingin aku menanyakan kepada Zidane, tapi aku harus profesional dalam bekerja. Gumam ku dalam hati.

perlahan aku membuka pintu.

Kreeek.

" Hem, seperti nya apakah meeting bisa kita mulai? " ucapku

Zidane dan Jesika melihat kedatangan ku, lalu mempersilah kan aku duduk. Meeting pun di mulai. Setelah perbincangan yang panjang di ruang meeting, kesepakatan kerja akhirnya terjalin.

Sebagai pacar yang baik Zidane pun mengantarkan ku pulang.

Aku pun masuk ke apartemen dan di iringi Zidane yang mengikuti ku dari belakang. Aku membuka heels yang aku kenakan. Zidane dengan tiba - tiba memeluk ku dari belakang. Aku pun membalik kan badan dan langsung berhadapan dengan wajah Zidane yang berjarak cuma 1 cm dari wajahku.

Aku terus memandangin wajah Zidane yang penuh karisma. Aku tidak tau perasaan ini tiba - tiba datang dengan sendiri nya.

" Kau tahu, aku sangat cemburu kau dekat dengan wanita lain" desah ku dengan ekpresi tidak suka. Cukup lama aku memperhatikan kedekatan Jesika dengan Zidane di ruang meeting tadi.

" Dan kau tau, aku sangat merindukan mu dari tadi " rayu ku kembali ke Zidane

" Aku juga " balas Zidane membisikkan di telinga ku membuat bulu kuduk ku merinding.

Zidane memburu bibir ku yang masih merona dengan warna lipstik merah delima dan melumat nya dengan lembut aku pun membalas aksi Zidane.

" Mmmmmmmhhh ahh" desah ku ketika melepas bibir ku dari bibir Zidane.

Zidane pun menggendong ku menuju arah kasur ku yang bernuansa pink tanpa melepas kan ciuman nya.

" Apakah kau ingin melakukan nya? " tanya Zidane dengan wajah yang memerah.

Aku pun terdiam sejenak mendengar ucapan Zidane, ya ini kali pertama aku melakukan nya bersama Zidane. Ciuman pun yang pertama mendapat kan nya dari Zidane. Walaupun aku mempunyai cinta pertama tetapi aku belum pernah merasakan keindahan ini.

Zidane pun kembali bertanya karena tak ingin menyentuh wanita yang dia cintai tanpa sepertujuan wanita tersebut. Walaupun Zidane pernah melakukan nya dengan wanita lain. Aku pun menutup mata seolah memberi isyarat bahwa Zidane boleh melanjutkan aksi nya.

Zidane tersenyum miring dan mulai beraksi mencium kembali bibir ku dan melumat nya sampai habis. Aku baru kali pertama melihat sosok diri Zidane yang lain kali ini.

Akhirnya aku pasrah melihat Zidane melancarkan aksi nya. Zidane terus mencium hingga ke jenjang leher ku mengecup setiap inchi tubuhku dan kemudian memberi tanda kekuasan milik nya di daerah leher ku.

Zidane memegang tangan ku dan Zidane kembali menatap wajah ku yang terlentang pasrah di atas kasur.

Kulit putih mulus ku tampak sangat sempurna sampai akhir nya aku dan Zidane saling tatap-tatapan penuh cinta.

Aku tersenyum malu - malu melihat wajah Zidane yang memerah dipenuhi hasrat malam itu.

" Apa sayang " Zidane memanggil ku dengan lembut dan manja

" Apa sih kamu " ucap ku malu-malu

" Kita tak mungkin melakukan nya tanpa ada landasan pernikahan " ucap Zidane berbisik di telinga ku dan tak melanjut kan aksi nya. Seketika membuat wajahku kali ini yang memerah menahan malu, mana tadi sempat mendesah

Arghhhh.....

" Okey, ayo kita bangun dari kasur

Kalau kita begini bisa terjadi hal - hal yang tak di ingin kan " Zidane pun bangkit dari dari atas ranjang.

" Sabar ya sayang nanti kalau kita sudah menikah kita akan melakukan ini " Zidane yang tak ingin merenggut kesucian ku ia tahu betul aku belum pernah melakukan hal seperti itu dengan lelaki lain.

Aku pun langsung terdiam mendengar perkataan Zidane.

" Menikah? apa aku bisa menikah dengan mu? sedangkan orang tua mu mau menjodoh kan mu dengan wanita lain " ucap ku kepada Zidane.

" Aku kan belum mengenal kan mu kepada orang tua ku, aku belum tentu menyetujui perjodohan mereka, dan aku bisa saja menentang perjodohan itu. Secepat nya aku aku akan mengenal kan mu kepada orang tua ku" jawab Zidane sambil menggenggam kedua tangan ku.

Aku lebih memilih berlari menjauh dan duduk di depan meja kaca hias ku.

" Apa mungkin orang tua mu bisa menerima aku yang tak mempunyai apa - apa, sedangkan orang tua pun aku tak punya " jawab ku

" Hampir saja aku melakukan hal terlarang itu " gumam Zidane. Zidane mulai beranjak dari atas ranjang.

" Lho kok kamu sedih begitu apa kamu tidak mau menikah dengan aku ya? " Zidane kembali menghampiri ku.

Tiba - tiba terdengar orang datang mengetok pintu apartemen.

Tok...

Tok...

Tok...

" Permisi " terdengar dari luar sosok seorang bapak - bapak membawa plastik yang berisi kan makanan. Ternyata Zidane yang memesan melalui media online.

" Oh, iya pak terimakasih banyak ya pak "

Zidane mengambil bungkusan itu dari tangan ojek online tersebut dan memberi upah bayaran nya.

Bapak itu langsung meninggal kan kami.

" Ini makanan untuk mu, mari kita makan bersama" Zidane menyodor kan bungkusan makanan itu

" Kamu tau aja kalo aku lapar " ucap ku sambil mengusap usap perut ku yang sudah mulai keroncongan.

Aku pun langsung memakan makanan yang ada di hadapan kedua bola mata ku. Ada nasi goreng, bakso bakar, es rumput laut, dan makanan kecil lain nya.

" Hem, enak sekali makanan ini " aku memuji makanan yang sedang ku santap dan memakan nya dengan lahap saking lapar nya.

Zidane mengusap helai rambut ku dengan lembut. Zidane tersenyum menahan tawa nya.

" Kamu lapar apa rakus sayang ? hem, " Zidane akhirnya tertawa terkekeh - kekeh melihat tingkahku yang mungkin baginya menggemaskan

"Gak sayang aku cuma bercanda kok, jangan marah ya " ucap Zidane Jaskiding hihihi