Enam tahun yang lalu, aku sudah berbesar hati untuk mengalah dan pergi menjauh dari kehidupan mereka. Aku pikir saat itu takdir hidup antara kami telah selesai, tapi ternyata aku salah. Karena enam tahun kemudian, mereka kembali berusaha memporak porandakan kebahagiaan yang sudah susah payah aku raih.
Kata orang, menjadi baik atau jahat itu adalah pilihan. Namun saat hidup tak lagi menawarkan pilihan lain, maka biarlah aku menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai terlebih dulu.
"Ayo!"
Aku menyambut uluran tangan Mas Sofyan lalu bergandengan masuk ke gedung perkantoran miliknya. Banyak mata mulai menatap penasaran. Bagaimana tidak, ada Bang Ibra yang juga datang bersama kami dengan membawa dua anak buahnya. Ryan dan Erwin sengaja diajak untuk berjaga jaga kalau kedua orang tua Mas Sofyan nanti akan mengamuk membuat kerusuhan.
"Selamat datang di Maju bersama. Saya Indri sekretarisnya Bapak Sofyan. Silahkan! Bapak Sofyan udah menunggu di ruang kerjanya di lantai dua puluh."