"Kenapa berbicara seolah aku yang bermasalah?"
"Bukannya memang kau yang bermasalah?" Ranaya langsung menyambar pertanyaan itu, mengangkat alis, tersenyum menatap Sofyan.
"Rang. Tolonglah, bersikap baiklah di depan keluarga." Sofyan memohon.
"Bagian mana sikapku yang tidak baik di depan keluargamu, Mas?" Ranaya balik bertanya. Dia menyilangkan tangan di depan dada.
Sofyan mengusap mukanya kasar. Dia akhirnya mengambil sebotol air mineral yang selalu disediakan di mobilnya. Membuka tutupnya dengan kasar, kemudian menghabiskan isinya dalam sekali tarikan napas.
Sofyan meremas botol air mineral kosong itu. Menimbulkan bunyi berisik yang khas. Dia kehabisan kata-kata untuk berdebat dengan Ranaya. Dia benar-benar lupa siapa Ranaya dulu sebelum ingin melamar menjadi istrinya. Dia terlalu terlena oleh kelembutan sikap Ranaya selama ini.