Aroma wangi duo bawang berpadu dengan gurihnya aroma mentega, semerbak memenuhi dapur.
Zidane tersenyum. Meletakkan tas kerjanya di meja makan, lalu menghampiri Jesika yang sedang sibuk berkutat dengan wajan dan perintilan lainnya.
Zidane meraih pinggang Jesika. Jesika menoleh, merasakan pipinya bertemu dengan pipi Zidane.
"Iiih … cukuran sana! Gatel tau." Jesika meringis terkena bulu-bulu halus di sekitar jambang Zidane.
Zidane tertawa. Biasanya tiap hari dia mencukur bulu halus di sekitar jambangnya, tapi ini sudah tiga hari dia tidak bercukur. Terlanjur pusing dengan banyak hal, sehingga sedikit melupakan penampilan. Tapi sebenarnya, Zidane terlihat lebih macho dengan tampilan bulu halus menghiasi wajahnya.
"Masih lama, Nyonya Jesika?" Zidane mengintip ke wajan.
Jesika mendorong Zidane agar duduk di kursi.
"Stay!" Jesika mengacungkan spatula / sutil ke dada Zidane.