Zidane termenung di dalam mobil. Dia menghela napas berat. Wangi Jesika masih tertinggal, kursi penumpang yang tadi didudukinya bahkan masih terasa hangat. dia benar-benar lelah dengan semua. Lelah dengan sikap Jesika, lelah dengan keluarga besarnya.
Dia sepenuhnya menyadari, hanya soal waktu Jesika akan membuka rahasia terbesarnya itu. Hanya soal waktu juga, posisinya akan digantikan di perusahaan.
Zidane tidak rela, perusahaan yang jatuh bangun dibesarkan Papinya jatuh ke tangan keluarga lain. Dulu, saat perusahaan itu ada di bawah. Papinya dan keluarga Anderson lah yang jatuh bangun membesarkannya kembali. Keluarga lain hanya menonton, bahkan mengusulkan agar aset perusahaan dijual saja. Perusahaan itu sudah tidak ada harapan.