Pove Mega
"Menurutnya apa pantas mereka menuruti keinginan Mbak Dinda itu? Anak sepuluh tahun sepertinya belum mengenal hal semacam itu Mbak, dia mana tahu mobil mewah seharga ratusan juta." tuturku kembali, saat ini kami berdua masih berada di Cafe.
MbakĀ Dinda diam sejenak. Karena menasehati adiknya yang bernama Mega.
"Betul katamu bud, Bik sri dan budi seharusnya tidak perlu melakukan hal berlebihan seperti itu. Tapi, kalau menurut pengamatan Mbak, sepertinya mereka sudah termakan omongannya jaki" imbuh Mbak Mega.
Aku setuju dengan Mbak Dinda. semua ini memang karena bunga yang selalu muncul dan menjadi duri dalam pernikahan kami.
"Kejadian seperti inilah yang dari dulu Mbak takutkan, Meg. Makanya Mbak tidak ingin menikah dengan seorang duda, terlebih lagi yang sudah punya anak. Tapi kejadian ini malah menimpa kamu," tambahnya.