Sofyan mendorong kursi rodaku, masuk ke rumah.
Di dalam rumah, Sofyan pun berbicara tentang banyak hal. Dia kembali membicarakan tentang hubungan kami di masa yang telah lalu.
Hingga akhirnya, aku yang tadinya sudah berniat ingin mengakhiri hubungan dan melupakan semua, menjadi luluh kembali. Hatiku terpaut lagi, dan teringat dengan mantan suamiku itu.
Hingga kami pun berdekatan. Aku duduk di kursi roda, sementara dia berjongkok tepat di sampingku.
Tidak sadar, satu tanganku bahkan sudah memeluk tubuhnya. Wajah kami pun sudah saling bersentuhan. Dan saat aku dan Sofyan sedang menikmati momen indah ini, tiba-tiba datanglah bik Sri.
"Maaf Non, saya tidak tahu, jika sedang ada tamu," ucap Bik Sri sambil memutar tubuhnya, ingin keluar dari rumah ini.
Namun dia berbalik lagi. Menaruh semangkuk bubur ayam yang asapnya masih terlihat begitu mengepul ke udara.
"Ini, Non sedikit bubur ayam, semoga suka. Mohon maaf, sudah mengganggu," ucap Bik Sri.