[Ran, apakah aku boleh bertemu dengan mu untuk sebentar saja, kebetulan aku sekarang ada di kampung?]
Aku mengernyit membaca pesan masuk dari Zidane, dari kemarin Zidane memang selalu menghubungiku, tetapi tidak pernah aku hiraukan. Karena aku sedang sibuk mengurus pekerjaanku, jadi aku abaikan telpon dari Zidane.
[Nanti aku kabarin lagi, sekarang lagi sibuk di resto.] Terkirim.
Aku kembali ke tempat makan, beruntung karena mega mengajak pulang karena anaknya mulai rewel. Aku akan mengatur ulang janjinya dengan Sofyan, Seorang pengusaha pemilik saham papan atas seperti Sofyan rela meluangkan waktunya yang sibuk demi bertemu dengan Ranaya Sudah jelas jika ia sangat tertarik pada Ranaya, entah bagaimana pemikirannya jika tahu aku seorang janda.
Selama perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan, aku sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Budi fokus mengemudi meskipun terkadang curi-curi, pandang pada Ranaya melalui spion. Wanita itu menjadi risih karena terus diperhatikan.