Keadaan Fabio yang mabuk dan menangis itu membuat apa yang Amanda lihat terlihat sangat menyedihkan.
"Kau menangisi apa? Mengapa kau menjadi sangat lemah?" omel Amanda pada suaminya.
Dia sama sekali tak berharap Fabio berubah menjadi lemah. Namun mungkin karena rasa di hatinya yang lelah, dia menjadi mudah merasakan apa yang terjadi di sekitarnya.
"Yoona, dia sekarang tak memiliki rahim. Apa dia bisa hidup tanpaku? Sayang, pikirkan hal itu, ku mohon," pinta Fabio diiringi rintihan.
Amanda membelalakan matanya. Dia benar-benar tak bisa lakukan apa pun karena keadaan ini. Dia tak bisa percaya begitu saja dengan berbagai hal yang dia dengar dari seorang pria yang sedang mabuk itu.
"Tapi, bukankah orang yang mabuk biasanya sangat jujur. Dia bisa katakan apa saja dengan tenang dan berani saat mabuk," batin Amanda.
Sorot mata Fabio begitu sayu. Tak nada kehidupan lain di sana selain kehampaan dan kekosongan.
"Kau ingin aku melakukan sesuatu?" tanya Amanda.