Keduanya memeluk begitu lama, hingga terdengar suara air meluap dari panci yang digunakan Amanda memasak sup.
"Ah, masakanku," ucap Amanda dan segera meloloskan diri dari suaminya menuju kompor.
Fabio tersenyum, dia menghapus air matanya dan merasakan hatinya sudah jauh lebih baik. Hanya Amanda yang bisa membuat segala hal yang ada di hatinya menjadi damai. Membuat air matanya berhenti mengeluarkan air mata dan membuat segala katanya lenyap seketika.
"Terima kasih, Sayang. Bagaimana aku bisa lanjutkan hidupku, baru 14 jam kau menghilang saja aku sudah menjadi gila," batin Fabio.
"Duduk dan ayo sarapan," ajak Amanda sembari menyajikan sup ke mangkok dan mempersiapkannya di meja makan.
Fabio mengangguk dan hendak menuju meja makan. Belum juga kakinya bergerak, bel pintu apartemen sudah berbunyi. Amanda dan Fabio saling berpandangan. Mereka penasaran siapa yang datang sepagi ini ke apartemen.
"Biar aku yang buka," kata Fabio.