Pagi menjelang, Fabio masih sering tertidur karena obat yang bereaksi pada tubuhnya. Amanda sedikit menjaga jarak. Sementara Yoona dengan setia berada di sisinya.
"Untuk apa kau di sini? Lagi pula ini sudah berakhir untukmu," ujar Yoona.
"Fabio belum katakan apa pun, jangan membuat keputusan yang akan membuatmu terlihat malu," jawab Amanda.
Dengan nada yang sedikit kesal, Amanda membantah kata-kata Yoona. Dia tak bisa membuat keadaan menjadi lebih baik, tapi justru membuatnya tertekan.
"Sudah jelas dia tak ingat kau, kau sudah mati baginya. Lambat laun kau akan tersingkir, aku membiarkanmu karena ibu. Jika bukan karena ibu, aku sudah menarik rambutmu untuk keluar dari rumah ini," ancam Yoona.
Amanda hanya tersenyum miring. Dia diancam oleh wanita yang bahkan kartunya dia pegang.
"Kau akan menyesal mengancamku seperti itu. Kau adalah satu-satunya yang harus pergi dari hidup Fabio. Bukan hanya karena kau adalah penjilat, tapi kau juga seorang pengkhianat," balas Amanda.