"Sejak kapan kau berani membentakku seperti itu?" cecar Fabio dengan nada bercanda.
"Sejak saat ini. Aku tak akan menahan diri lagi jika tentang marah dan sikap bodohmu. Aku akan langsung berteriak dan marah jika kau melakukan hal yang tak aku sukai," jelas Amanda.
Dia berhenti makan karena piringnya sudah di ambil oleh Fabio. Dia hanya melihat ibu mertua dan suaminya yang sedang makan.
"Mengapa kau jadi seperti itu? Apa ada yang salah? Mengapa membentak?" desak Fabio.
Amanda tak menjawab dan hanya melayangkan pandangan redupnya. Matanya sangat sayu, andai dia tak menahan diri, dia pasti terus menangis karena hatinya yang sudah begitu penuh. Dia merasa harus tetap bertahan demi kebahagiaan Fabio.
"Bawa dia masuk, Nak. Amanda pasti lelah. Dia tak istirahat sejak kami kembali dari rumah sakit tadi." Nyonya Rezer meminta Fabio membawa masuk istrinya.