Mata merah Fabio tak bisa menyembunyikan keadaannya yang tertekan. Dia sama sekali tak menuangkan jika ada seseorang yang tahu tentang latar belakang Amanda.
"Bukankah benar, Tuan?" desak wartawan lagi.
"Rendahkan suaramu atau aku akan menuntut saat semua yang kau katakan itu tak benar. Aku memang jatuh cinta pada gadis sederhana dan dari kalangan bawah itu. Tapi dia tak serendah itu. Ingat dan camkan itu." Fabio mengertak dengan sangat menyeramkan.
Nyala api di matanya semakin berkobar. Membara terbakar celaan sang wartawan.
"Sudah, ayo masuk," ajak Yeon Su.
Fabio mengangguk. Dia hanya tak ingin membuat keadaan semakin keruh. Dia hampir saja melayangkan tinjuannya pada wartawan lancang itu. Walau Amanda memang seorang gadis pembayar taruhan tapi Fabio tak menginginkan hal itu diungkap di muka umum.
"Jangan membuatku dalam keadaan yang semakin kesal," ancam Fabio karena melihat sorot mata Yeon Su yang menghardik dirinya.