Pagi itu ... Aaron Liu bangun sedikit terlambat. Ia benar-benar sangat ceroboh dan tak menemani Nenek Jiang ke perusahaan. Jelas-jelas ada rapat penting yang harus dihadiri oleh wanita tua itu.
Sebenarnya Nenek Jiang bisa saja membangunkan Aaron Liu. Namun, ia tak tega dan membiarkan pria muda itu tetap terlelap dalam tidur. Lebih memilih untuk meminta supir lain yang juga bekerja untuk Keluarga Jiang.
Begitu bangun tidur, Aaron Liu langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Ia sangat ingat jika lagi itu harus mengantar Nenek Jiang ke kantor. Begitu bodohnya, pria itu sama sekali tak melihat jam. Hanya fokus untuk segera bersiap untuk berangkat ke kantor tanpa memperhatikan jika hari sudah hampir siang.
"Di mana Nenek Jiang sekarang?" tanya Aaron Liu pada seorang pelayan yang kebetulan sedang membersihkan area depan kamarnya.
"Nyonya Jiang sudah berangkat satu jam yang lalu, Tuan. Apakah Anda tak mengetahui hal itu?" tanya si pelayan dengan wajah sedikit heran.
"Apa!" Sontak saja, Aaron Liu langsung berlari menuju ke tempat di mana mobilnya berada. Dengan sangat panik, ia langsung melajukan mobilnya menuju ke arah perusahaan.
Tentu saja hal itu sangat aneh dan juga tak wajar jika pria itu tak mengetahui kebenaran sang nyonya rumah. Terlebih ... Aaron Liu dipercaya untuk menjadi asisten dan juga bodyguard dari Nenek Jiang.
Dalam laju yang sangat kencang, Aaron Liu benar-benar merasa sangat panik dan juga bersalah. Tak seharusnya ia bangun kesiangan dan membuat Nenek Jiang harus berangkat tanpa dirinya. Hal itu terlalu ceroboh dan sangat memalukan untuknya.
Dengan segala kepanikan dan juga pikiran yang semakin tak karuan, pria itu menjadi tak begitu fokus dengan jalanan di hadapannya. Hingga tiba-tiba saja ....
Braakkkk
Tanpa sengaja Aaron menabrak sebuah mobil di depannya. Suara benturan cukup keras dan sangat mengejutkan membuat pria itu harus menghentikan mobil.
Belum juga ia melangkah keluar, seorang pria paruh baya sudah menghampiri dengan wajah terbakar amarah. Pria itu tampak sangat murka tatkala mobil di belakangnya menabrak cukup keras.
"Keluar dari mobil!" teriak seorang pria dengan suara lantang sembari menggedor kaca mobil.
"Saya benar-benar minta maaf, Tuan. Saya tak sengaja menabrak mobil Anda." Aaron Liu langsung keluar dari mobil dan mengungkapkan permintaan maaf pada pria itu.
Namun ... pria itu justru menajamkan tatapannya dalam wajah geram. Aura mematikan seolah terlihat dari setiap sorotan mata pemilik mobil yang tanpa sengaja tertabrak itu.
Pria itu justru menarik kerah baju Aaron Liu dan mencengkeram sangat erat. Mata pria itu begitu mengerikan dan sangat menakutkan bagi Aaron Liu kala itu.
"Minta maaf saja tak cukup! Cepat ganti rugi sekarang juga!" bentak pria itu dengan sangat emosional. Dia tak terima ada seseorang yang telah membahayakan dirinya dan juga merusak mobil miliknya.
"Tentu saja saya akan ganti rugi tetapi berikan saya waktu sebentar. Kebetulan sekali saya terburu-buru dan tak sempat membawa dompet dan juga ponsel. Bagaimana jika Anda memberikan kartu nama?" Aaron sedang berusaha untuk membujuk pemilik mobil yang kebetulan tak sengaja tertabrak olehnya.
"Dasar, Pria tak berguna! Penampilan saja seperti orang kaya dengan mobil mewah ... ganti rugi saja tak mampu membayar," cibir pria itu dengan nada menghina.
Kebetulan sekali mobil yang dibawa oleh Aaron Liu cukup mewah dan juga sangat berkelas. Pakaian yang dipakainya pun juga tentu saja bermerk dan sangat mahal. Namun ... semua itu diberikan oleh Nenek Jiang padanya. Lebih buruknya lagi, ia justru melupakan ponsel dan juga dompetnya.
Ibarat sudah jatuh masih tertimpa tangga, begitulah posisi yang dialami oleh Aaron Liu saat itu. Dia sangat bingung untuk mencari bantuan pada siapa. Tak ada yang bisa dihubungi, hanya bisa ke kantor untuk meminta bantuan pada Nenek Jiang.
"Bagaimana jika Anda ikut saya ke kantor? Nanti saya akan membayar setelah sampai di sana," bujuk Aaron Liu agar pria itu mau memberikan sedikit waktu padanya.
"Tidak bisa! Lebih baik kita ke kantor polisi saja!" ketus pria itu tanpa ragu sedikit pun. Pria itu berpikir jika tak bisa memberikan ganti rugi ... akan lebih baik jika langsung ke kantor polisi.
Terjadilah perdebatan sengit di antara kedua pria itu. Aaron Liu tak mungkin membiarkan dirinya sampai dilaporkan ke kantor polisi. Apalagi mobil yang dipakainya bukan miliknya sendiri.
Sedangkan si pemilik mobil meminta ganti rugi atas kerusakan itu. Sayangnya, Aaron Liu tak bisa memberikannya saat itu juga. Dia berpikir jika kantor polisi adalah jalan keluar bagi mereka.
Tiba-tiba saja ... seorang perempuan cantik keluar dari mobil setelah beberapa lama keributan itu tak kunjung menemukan titik terang. Dengan wajah dingin dan ekspresi datar, perempuan tadi menatap lekat pada diri Aaron Liu
Memperhatikan sosok pria tampan dengan mobil mewah namun tak bisa memberikan ganti rugi sedikit pun. Rasanya sangat menggelikan dan begitu konyol jika dibandingkan dengan penampilannya yang seperti tuan muda dari keluarga kaya raya.
"Biar aku saja yang membayar ganti rugi. Sepertinya dia hanya seorang supir yang dipekerjakan oleh orang kaya," sindir perempuan itu sembari menatap sinis sosok pria tampan yang begitu menyedihkan baginya.
"Tapi, Nona .... " Belum sempat si pemilik mobil melayangkan nada protes, perempuan itu sudah mengangkat tangan untuk memberikan isyarat agar si supir tak memberikan komentar.
"Aku buru-buru. Akan membuang waktu jika berdebat dengan supir mobil mewah ini. Kita pergi sekarang!" tegas perempuan cantik yang memiliki tubuh bak seorang model profesional.
Wajahnya memperlihatkan kecantikan yang sempurna yang tak terbantahkan. Dengan rambut hitam kecoklatan panjang terurai bak permadani. Sayangnya, sikapnya sedikit arogan dan sangat merendahkan orang lain. Benar-benar gambar sosok perempuan sempurna yang rupawan berhati dingin.
Dalam sekejap saja, perdebatan itu berakhir begitu saja. Perempuan cantik itu kembali masuk ke mobil dengan senyuman sinis yang diperlihatkannya pada Aaron Liu. Hal itu menjadi sebuah penghinaan yang menyakitkan untuk sosok pria tampan yang bernasib malang itu.
Meski begitu, Aaron Liu tetap berterima kasih pada perempuan yang tampak sangat angkuh itu. Meskipun terlihat sombong, dia masih mau membayar ganti rugi atas kerusakan mobil yang ditabraknya.
"Apakah semua perempuan cantik selalu bersikap buruk?" gumam Aaron Liu saat perempuan itu pergi menjauh dari hadapannya.
Sebagai seorang pria, Aaron Liu merasa cukup terhina atas ucapan perempuan tadi. Sayangnya, ia sama sekali tak memiliki pilihan lain. Dia harus berjuang dan juga bertahan dalam titik terbawah di dalam hidupnya. Selain jiwa dan raganya, tak ada hal lain yang dimiliki olehnya saat itu. Bahkan pakaian yang dipakainya saja bukan miliknya.