"Tapi ya katanya mereka mau pindah kelas tahu gua kemarin denger dari bu Rina kemarin," ucap Cika sembari menyimpan bajunya di loker yang berada di bagian belakang kelas.
"Oh yaa. Serius?" seru Salwa dengan exited.
Cika menganggukkan kepalanya, "Iyaa gua kan lagi laporan keuangan sama bu Rina. Terus Bu Rina bilang sama gua. Si cabe mau pindah sama 2 anak buahnya," balas Cika.
"Tapi kok dia bisa pindah gitu sih?" tanya Mila penasaran.
"Ya kan semua pasti bisa kalau ada uang," balas Cika.
"Eh ngobrolnya jangan di sini kita jalan aja dulu ke lapangan. Takut si cabe dan anak buahnya datang," ucap Sinta.
"Iya nanti aja soalnya kalau ketahuan ngomongin bisa ribut," ucap Mila.
"Yaudah kita ke lapangan sekarang," balas Salwa.
Mereka berempat pun segera berjalan menuju lapangan. Selama berjalan Mila merasakan kalau orang-orang di sekitar banyak sekali yang memperhatikan teman-temannya.
Dan teman-temannya yang tahu kalau mereka akan di perhatikan dengan sigap menutupi wajah Mila.
Mila yang melihat itu pun tersenyum kecil. Karena teman-temannya begitu baik kepadanya.
Mereka terus berjalan sampai akhirnya mereka tiba di sebuah bangku yang letaknya tepat di samping lapangan.
"Nah di sini aja kita ngobrolnya. Kalau di sana si cabe dan 2 anak buahnya pasti kumpul di sana," ucap Cika.
Mila dan yang lainnya pun menganggukkan kepalanya, "Iyaa di sini aja adem," balas Salwa.
Salwa dan Sinta duduk di atas. Sedangkan Mila duduk di bawah karena Cika terlebih dulu menarik tangannya sebelum Mila duduk di bangku.
"Jadi kapan mereka pergi dari kelas?" tanya Sinta.
"Kata bu Rani sih mulai hari Senin si cabe dan 2 anak buahnya pergi dari kelas," balas Cika.
"Bagus. Syukur deh mereka semua pergi. Udah kesel banget gua lihat muka mereka," ucap Salwa dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat sangat kesal.
Mila yang melihat Salwa yang kesal pun mengernyitkan dahinya heran. Teman-teman Mila pun menyadari ekspresi Mila.
"Si Salwa kesal sampe segitunya ya?" tanya Cika kepada Mila.
Mila dengan cepat menganggukkan kepalanya, "Iyaa kaya punya dendam gitu," balas Mila.
Cika, dan Sinta yang mendengar balasan Mila pun tertawa, "Emang punya dendam dia," ucap Sinta.
"Iyaa soalnya cowo cowo ganteng famous di sekolah yang sukda godain kita dan cewe cantik lainnya itu pernah deketin si Salwa dan si cabe tahu jadi ya sindir gitu sampai Salwa udah engga sama si cowo itu juga masih ada tetap sindir. Makanya si Salwa itu selalu kesal kalau berhubungan dengan si cabe," jelas Cika.
"Eh udah udah ah jangan bahas dia udah males gua," ucap Salwa.
Dan kebetulan sekali setelah Salwa berbicara. Guru olahraga datang ke lapangan.
Semua siswa dan siswi IPS 3 pun akhrinya berkumpul di dekat guru olahraga itu termasuk Mila dan teman-temannya.
Karena kali ini pelajaran olahraga. Berarti Mila harus berlari mengelilingi lapangan dan harus melakukan olahraga lainnya. Yang membuat Mila sangat kelelahan. Apalagi pelajaran olahraga ini akan berlangsung sampai waktunya pulang.
Tapi walaupun Mila kelelahan dia tidak masalah karena Mila hanya berkeringat saja. Begitupun dengan teman-teman Mila. Mereka juga sama sekali tidak masalah.
Namun berbeda dengan cabe dan 2 anak buahnya. Mereka sangat heboh apalagi ketika mereka tahu wajah mereka berkeringat dan membuat make up mereka sedikit berantakan.
Mila dan teman-temannya yang melihat tingkah si cabe pun memutar bola matanya malas.
"Emang ya ribet banget tu orang," ucap Salwa.
Mila menganggukkan kepalanya karena setuju dengan ucapan Salwa, "Iya padahal kan lagi olahraga tapi masih aja pakai make up tebal," balas Mila.
"Emang aneh aneh aja tu orang," seru Salwa.
"Tapi make up gua juga luntur ga?" tanya Cika kepada teman-temannya.
"Ya engga dong. Kan lu sama kita kita cuman pakai sunscreen sama bedak tabur sedikit," balas Mila.
"Oh iya. Tapi sekarang jam berapa sih. Gua udah cape banget ini lari," tanya Salwa.
Mila dan yang lainnya pun melihat ke arah jam tangan yang mereka pakai masing-masing, "Jam 3," balas mereka bertiga secara bersamaan.
"Yess. Bentar lagi pulang," seru Salwa senang karena sebentar lagi pulang.
Namun tidak hanya Salwa yang merasa senang tetapi Mila, Cika, dan Salwa juga merasa senang.
Dan setelah beberapa menit berlalu guru olahraga meniupkan peluit pertanda semua siswa dan siswi IPS 3 hatus berkumpul kembali di dekat guru olahraga itu.
"Karena beberapa menit lagi waktunya pulang. Bapak ijinkan kalian pergi ke kantin untuk membeli minum. Apalgi kalian membawa minum silahkan langsung kembali ke kelas. Kalau begitu bapak pamit undur diri," ucap guru olahraga itu.
"Baik terimakasih bapakk," balas semua siswa dan siswi IPS 3.
Guru olahraga itu pun berjalan pergi meninggalkan lapangan. Mila dan teman-temannya pun segera berdiri dan membersihkan celana yang sedikit kotor karena duduk di lapangan.
"Kita ke kantin dulu yu belok minum," ucap Mila.
"Iya ayo gua pengen banget beli jus," balas Sinta.
"Ayoo," seru Salwa dan Cika bersama-sama.
Mereka berempat pun segera pergi berjalan menuju kantin. Mereka berempat terus berjalan sembari sesekali becanda satu sama lain.
Ketika mereka sampai di kantin. Mereka hanya melihat anak-anak dari kelasnya saja. Termasuk Ucup.
Tetapi mereka sama sekali tidak melihat siapa pun. Dan Mila yang mengetahui pun menjadi sangat senang.
"Lu bertiga duduk aja di sana biar gua yang beli," ucap Mila.
Cika, Salwa, dan Sinta pun menganggukkan kepalanya, "Boleh deh boleh," balas Salwa.
"Oke kalian mau jus apa?" tanya Mila.
"Gua jus strawberry aja deh," balas Cika.
"Gua juga sama jus strawberry," balas Salwa.
"Gua juga sama aja deh. Lagi pengen yang seger ya ga sih?" tanya Sinta kepada teman-temannya.
Mila dan yang lainnya pun menganggukkan kepalanya, "Benar banget makanya gua pesan jus strawberry," balas Cika.
"Yaudah kalau gitu jus strawberry semua ya," ucap Mila sembari membalikkan badannya.
Namun baru saja Mila berjalan satu langkah. Tangan Mila terlebih dahulu di tarik oleh Salwa dan Cika. Sehingga Mila otomatis membalikkan badannya kembali ke arah Salwa dan Cika.
"Kenapa sih?" tanya Mila
"Iyaa kenapa sih lu semua narik si Mila," seru Sinta.
"Ada temen-temennya si risky," balas Cika.
"Risky?" tanya Mila penasaran karena dia baru pertama kali dengar yang namanya Risky.
"Itu ketua dari cowo cowo genit di sekolah," balas Cika.
"Udah ah kita engga usah beli jus aja, langsung ke kelas aja ya," ucap Salwa.
"Yaudah ayo kita ke kelas aja," balas Mila.
Cika dan Sinta pun menganggukkan kepalanya. Mereka berempat pun berjalan kembali ke kelas. Namun baru saja mereka berjalan keluar dari area kantin.
Si cabe ternyata sedang menggoda teman-temannya risky. Yang membuat Mila dan teman-temannya jadi bergidik jijik.
"Emang ya si cabe murahnya kebangetan," ucap Salwa.
Cika menganggukkan kepalanya setuju, "Iya engga ada si risky teman-temannya juga jadi," balas Cika.
"Loh emang si risky risky itu kemana?" tanya Mila.
"Dia lagi keluar negeri katanya sih urusan keluarga," balas Sinta.
Mila pun hanya menganggukkan kepalanya dan tidak berniat bertanya yang lainnya lagi.