Namun sekarang semuanya telah hancur. Dito yang sekarang bukanlah Dito yang dulu. Bahkan perlakuan cowok ini selalu manis sejak enam bulan yang lalu.
"Apa? Kamu kaget lihat mulut saya ternyata memang benar sepedas yang anak-anak rumorin?" tanya Esya seraya menatapnya sekilas.
"Kalau kamu nggak bisa ngomong yang baik-baik, harusnya kamu diem aja!" Bahkan kali ini Dito sangat berani membentaknya.
Esya menatap heran pada sosok laki-laki di depannya.
"Kamu bukan Dito yang saya kenal," ucapnya, menatap manik mata yang melebar itu.
Sesaat Esya menggeleng-geleng tak percaya dan sesatnya lagi dia kembali menatap bukunya.
"Dito yang baik hati, Dito yang ngejar-ngejar cewek pendiem tapi malah di cuekin. Itu yang kamu mau? Iya? Rumor itu yang kamu mau?" tanyanya seraya tersenyum kecut.
"Saya kecewa sama kamu. Ternyata kamu jauh diluar ekspektasi saya," gumamnya seraya terus mengalihkan pandangan.
"Kamu emang ngarep apa dari saya? Kita, 'kan cuma teman."