Setelah berkeliling, aku akhirnya menemukan satu-satunya pintu yang bertuliskan 'Tea Party Room'. Tidak salah lagi, pasti ini ruangan yang dimaksud.
Aku berdiri di depan pintu itu, lalu menempelkan telingaku ke arah pintu, memastikan bahwa ada orang di dalam sana. Namun, tidak ada suara yang terdengar sama sekali. Aku menebak jika aku datang terlalu awal, tapi aku memutuskan untuk melangkah dan membuka pintu itu.
Kelopak bunga dengan lembut berembus ke arahku saat aku membuka pintunya. Seperti memasuki taman musim semi.
"Selamat datang!" Suara sekelompok cowok menyambut indera pendengaranku dengan lembut.
Aku mematung di sana tanpa bisa berkata-kata karena gugup. Ada enam cowok di ruangan itu. Tiga dari mereka, aku mengenalnya; Oliver, dan si kembar, Stefan dan Steiner.
Ada juga cowok ramping dengan tubuh tinggi, dan berkulit kecoklatan. Rambut hitamnya terlihat cocok dengannya, juga iris matanya yang berwarna coklat terang.