Aku mulai membayangkan bagaimana jika aku memiliki kembaran. Max mungkin akan merasa tertekan jika harus merawat dua adik perempuan sekaligus.
Lalu, dia melirikku—aku menyebutnya si kembar pertama—dengan rasa ingin tahu, lalu dia menyeringai. "Jadi, siapa dia?Temanmu?"
"Bukankah kamu harus mengenalkannya kepada kami jika dia temanmu?" Si kembar yang kedua ikut bertanya.
"Oh, benar!" ujar Axel. "Ariel, ini adalah si kembar Stefan dan Steiner dari keluarga Alteez. Dan kalian, ini Ariel. Dia adalah siswi baru di sini."
"Pleasure to meet you, Stefan and Steiner," ucapku sambil menjulurkan tangan.
Keduanya saling bertatapan satu satu sama lain, kemudian memberiku senyum simpul. "Apakah kamu tahu yang mana Stefan dan Steiner di antara kami?" tanya mereka lagi-lagi serentak.
"Guys, ini hari pertamanya," ujar Axel yang berusaha melerai si kembar. Ia tahu jika ini mungkin akan berakhir buruk. "Jangan membuat Ariel melakukan ini."