Oke, Kaila mengatakannya dengan senyum manis di wajahnya. Tapi, tentu saja itu adalah senyum mengerikan yang selalu ditampilkan oleh Kaila saat ingin menjadikannya sebagai objek percobaan. Karina hanya bisa mengelus dadanya saja, berharap agar Kaila tidak kumat. Di tambah hanya ada mereka berdua di rumah ini. Mau lari sekarang pun sudah terlambat, toh, dia sudah masuk ke kandang macan.
Kaila lalu mengajak Karina untuk duduk di meja makan, dan benar saja, ada banyak makanan yang tersaji di sana. Sudah seperti orang hajatan saja, batin Karina.
"Oy, lo ga nyuruh kita berdua buat ngabisin ini semua, 'kan?"
"Kalo bisa ngabisin, ya lebih baik."
"Harusnya tadi kita ajak ibuk-ibuk komplek buat makan bareng."
Kaila terkekeh mendengarnya. Gadis itu mulai mengambilkan piring untuk Karina dan mengisinya dengan setiap lauk yang ada.