Karina sudah menghabiskan dua gelas Mocha Latte nya, namun batang hidung Eza belum juga terlihat. Karina sudah menelepon dan menge-chat juga, namun ia juga tak kunjung mendapat replay. Mungkinkah terjadi sesuatu dengan cowok itu?
Ezra itu, 'kan, tampan dan lembut, kalau sampai ada yang menculiknya bagaimana? Masalahnya, tak hanya perempuan, laki-laki pun tertarik dengan Ezra. Karina menghela napasnya. Bukankah situasi seperti deja vu?
Karina mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, berharap menemukan sang crush di antara orang yang berlalu-lalang. Namun, yang didapatinya malah orang-orang yang berlalu-lalang sambil bermesraan dengan pasangannya. Seakan-akan mereka ingin memamerkan kepada Karina bahwa mereka sudah jadian, sedangkan Karina masih dalam status yang tidak jelas.
Gadis itu menggerutu kesal. Namun, tak lama setelah itu seseorang datang dan memanggilnya.
"Karina!"
Gadis itu tersenyum sumringah.
"Maaf, telat," ucapnya.