Setelah ditampar tadi, Karina sempat pingsan. Wajahnya benar-benar terasa perih dan panas.
"Seharusnya kamu gak perlu nantangin dia begitu."
Karina menghela napasnya. Ia tidak ingin mengubris perkataan bocah itu. Ia melihat anak-anak lainnya yang sudah tertidur. Sudah berapa hari berlalu?
"Aku bertengkar dengan Mamaku, jadi aku kabur dari rumah, dan akhirnya aku diculik," ujar bocah laki-laki itu dengan suara lirih. Bahunya terlihat bergetar, apakah dia sedang menangis? Karina tidak tahu karena anak itu menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya.
Ia juga tidak merespon perkataan bocah itu. Ia benar-benar kehabisan tenaga sekarang.
Srek ... srek ... srek ... pats!
Tali yang mengikat tangannya putus. Sebenarnya, Karina merasa beruntung bahwa ada salah satu jeruji besi yang karatan dan di beberapa sisinya yang tak utuh lagi, sehingga Karina menggunakan kesempatan itu untuk menggesek tali yang mengikatnya. Butuh waktu lama baginya untuk menggesek tali ini hingga putus.