"Apa lagi kalo bukan agenda ke kelas Ezra! Hohoho! Let's go!!"
Ah, seharusnya Emy tidak terlalu berharap dengan agenda penting yang dimaksud Karina. Boro-boro menikmati festival, Karina malah sibuk ngebucin.
Dan akhirnya sampailah mereka di depan kelas Ezra. Ternyata mereka membuat Cafe untuk tema kelasnya. Namun, bukannya disambut seperti kebanyakan stan yang mereka kunjungi tadi. Karina dan Emy malah diusir dari kelas tersebut bahkan sebelum kaki mereka sempat melangkah.
Bukan anak-anak lain yang mengusir, toh mereka berdua disukai banyak orang. Melainkan Azri yang mengusir mereka, seseorang yang notabenenya sangat membenci cewek.
"Kami gak melayani orang kek kalian. Pulang sana!" hardiknya terang-terangan sambil berdiri di ambang pintu kelas. Tubuhnya yang tinggi cukup menghalangi pandangan Karina. Bahkan gadis itu tidak bisa mengintip barang sejengkal pun ke dalam sana.
"Hm ... Ezra nya ada?" tanya Karina bak orang tuli. Ia sama sekali tak mengubris perkataan Azri yang menyuruhnya pulang. Bahkan ia terang-terangan mengabaikan ekspresi wajah Azri yang terlihat begitu jengkel.
"Gue bilang kelas kami gak nerima kalian. Pergi sana!" ulangnya lagi dengan penekanan di setiap katanya.
"It's okay! Gue cuma pen ketemu Ezra aja. Ezra nya ada?" Karina pun juga mengulangi perkataannya. Namun bedanya ia tetap tenang dan tersenyum. Membuat siapa pun yang melihatnya akan berpikiran bahwa itu sangat menyebalkan.
Cowok itu hampir menyemburkan lagi kata-kata kasarnya, namun hal itu lebih dulu di sela oleh Emy yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
"Woi, cowo tukang maling. Lo ...." Emy menjeda kalimatnya sebentar dan kembali memperhatikan penampilan Ezra dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.
Dan seketika ....
"HAHAHHAHAHA!! Anjirr, kok, Lo bisa cantik banget, sih? Insinyur gue! Jiakkhhhaaha!" Emy tertawa terbahak-bahak. Bahkan mereka sampai jadi pusat perhatian sekarang.
"Shit! Gue juga dipaksa pake ini!" geram Ezra sambil menjulurkan jari tengahnya ke arah Emy.
Meskipun begitu, Emy benar-benar mengangumi kecantikan Azri dibalik pakaian itu. Ya ... kelas mereka sedang membuat stan dengan tema cafe. Para cowok memakai pakaian ala-ala maid cewek dan begitu juga sebaliknya.
Pakaian maid hitam putih dan juga bando kucing cukup terlihat kiyowo di badan Azri. Tentu saja jika cowok itu sedikit mengontrol ekspresi serta kata-katanya. Jika saja Azri tidak tinggi dan bahunya yang sedikit lebar, mungkin dia akan disalah pahami sebagai anak perempuan.
"Sini gue foto dulu," ujar Emy yang sudah mengeluarkan ponselnya.
"Gak bolehh! Dasar cewe aneh!"
"Eits, harus foto dulu buat kenang-kenangan. Cisssss!" Emy menggandeng lengan Azri dan mulai berpose dengan tangan berbentuk huruf V dan wajah yang tersenyum lebar.
Berbeda halnya dengan Azri yang mati-matian menahan rasa jengkelnya. Rasanya ia seperti dipermalukan.
***