Karina merasakan tepukan ringan di bahunya. Tepukan yang benar-benar membuatnya terusik. Pasalnya, ia sedang lelap-lelapnya tertidur sekarang.
"Karina ...."
Jelas, suara itu sedang membangunkannya. Suaranya terdengar sangat lembut. Siapa yang akan bangun jika dia memanggilnya dengan lembut begitu?
"Karina ...."
Tangan itu kini beralih ke puncak kepalanya. Tepukan-tepukan ringan itu kini berubah menjadi usapan yang nyaman. Karina tidak ingin membuka matanya, namun dia tetap harus bangun dari tidurnya.
Gadis itu membuka kedua matanya secara perlahan, dia berkedip beberapa kalo untuk menyesuaikan cahaya ruangan. Namun, sepertinya ia masih berada di alam mimpi. Tidak ... sepertinya dia sudah mati. Kalau masih hidup, bagaimana bisa ia melihat seseorang yang sangat tampan sekarang? Dia menatap Karian dengan satu tangan yang ditumpu ke atas meja, sedangkan tangan yang lainnya berada di kepala Karina.
"Udah bangun?" tanyanya lagi.
