Tak berselang lama Rizal datang. Ternyata ia terlambat karena mampir ke rumah Maya setelah mendengar kabar Maya yang sakit.
Rizal dan Bimo juga berniat untuk kembi datang ke rumah Maya membawakan buah untuk sang kekasih.
Setelah menjenguk Maya di rumahnya, Rizal dan Bimo segera pulang ke rumah mereka masing-masing.
Rizal segera masuk ke kamarnya. Dia melirik ke arah jam dindingnya sudah menunjukkan pukul enam sore. Sebentar lagi maghrib, dia lalu mengambil handuk dan segera melangkah masuk ke kamar mandi.
Sedang asik mandi, tiba-tiba lampu kamar mandinya mati nyala sendiri.
Perasaan Rizal jadi tidak enak sekarang. Dia mengelus tengkuknya yang dingin.
Mana badan dan kepala masih penuh dengan busa shampo.
"Ya Allah, ada apa lagi ini? Please... Jangan datang lagi. Jangan ganggu gue lagi!" kata Rizal sambil menyelesaikan mandinya.
Akhirnya lampu kembali menyala. Namun Rizal kembali dikejutkan dengan sebuah tulisan di cermin kamar mandinya.
'Pembunuh itu harus mati!'