Ketika tiba di makam Selyn kedua orang tua Selyn segera menabur bunga di atas makam putrinya itu. Isak tangis terlihat masih menyelimuti keduanya. Mereka masih berat untuk bisa mengikhlaskan Selyn yang saat ini sudah tidak ada lagi di sisi mereka.
Papa Selyn mencoba menenangkan istrinya agar ia bisa lebih ikhlas.
Namun mama Selyn masih terus menangis. Tak hentinya ia juga mendoakan Selyn agar arwahnya bisa tenang di alam sana.
Seketika suasana di sana berubah. Langit menjadi gelap. Angin berhembus kencang, sepertinya cuaca akan segera turun hujan.
"Ma, kita pulang yuk! Kayanya sebentar lagi akan hujan," ucap papa Selyn menepuk bahu istrinya yang masih tersungkur memeluk pusara makam Selyn.
Shanty menolak untuk pulang. Ia masih ingin berada di makam Selyn. Air matanya juga tak berhenti menetes dari tadi. Entah kenapa ia merasa berat untuk pergi meninggalkan makam putrinya. Bahkan kakinya terasa kaku ketika suaminya akan mengangkat dan membawa ke dalam mobil.