Setibanya di kampus, Dani melihat Selyn sedang duduk merenung sendirian di depan taman dekat kelasnya. Dani ingin menghampiri Selyn tapi ia ragu. Karena ia takut Selyn masih belum pulih betul pasca kejadian yang menimpa dirinya kemarin.
Namun karena Dani merasa penasaran kenapa Selyn terlihat murung, maka ia memberanikan diri untuk mendekat ke arah Selyn.
Dani menepuk bahu Selyn dan membuatnya jadi sangat terkejut.
"Dani..."
"Aku boleh duduk?" tanya Dani pelan.
Selyn langsung menggeser duduknya dan mempersilakan Dani untuk duduk di sampingnya.
"Kamu kenapa? Kok murung? Maaf kalau aku kepo, tapi aku cuma sedih aja kalau lihat kamu sedih begini," ucap Dani dengan sangat berhati-hati.
Selyn menoleh ke arah Dani, ia menatapnya dengan tajam.
"Dan, apa Yoga masih sering gangguin kamu?"
Dani mengerutkan keningnya. Ia merasa heran kenapa Selyn jadi tiba-tiba menanyakan hal itu.
"Kenapa memangnya? Apa sekarang kamu lagi mikirin Yoga?" tanyanya lagi.